Ah.. si A belagu banget sih
Si B sok banget kaya dia bisa semua aja
Si C pasti baik ada maunya
Terkadang kita terlarut dengan persepsi yang dibangun oleh
kita sendiri. Sebenarnya persepsi negatif yang telah kita bangun membuat
kepribadian kita melemah. Hah? Koq bisa gitu? Hmm.. pernahkah menyadari hal
ini? kita lebih banyak memperhatikan orang lain. Kita mengenali dengan baik
kekurangan orang tersebut dan masih bisa memikirkan di tengah-tengah kesibukan
kita, sedangkan pernahkah kita ingat akan diri kita sendiri?
Apasih tujuan hidup kita?
Apakah sudah ada poin-poin untuk menjawab itu?
Sudahkah apa yang kita lakukan membahagiakan diri kita
sendiri?
Kalau sudah bisa bahagia untuk diri sendiri, apakah
kebahagiaan kita juga dirasakan orang lain?
Apakah sudah merasa puas dengan diri kita sendiri?
Pertanyaan terakhir tadi akan terjawab TIDAK apabila masih
melakukan perbandingan terhadap orang lain. Suka tidak suka dengan mengatakan
si A, si B, si C dll menunjukkan ada dari kita yang kalah dari si A/B/C atau
jangan-jangan malah kita mengakui bahwa apa yang kita ucapkan untuk si A/B/C
sebenarnya adalah diri kita sendiri. Kita hanya berpura-pura menutupi hal itu
semua.
Lalu,
Apasih yang membuat kita jadi terlalu fokus dengan orang
lain?
Mengambil istilah lama ‘rumput tetangga lebih hijau’. Sad but true.
Ah tapi beneran si A itu emang kelakuannya sok, hmm sudahkah
anda bertanya pada si A? atau anda Cuma ‘ngomong’ di belakang aja?
See? Sebaiknya selesaikan dulu pergolakan batin anda antara
mengakui kesalahan atau mau menegakkan kebenaran. Menghadapi orang sok atau
apapun itu yang menjengkelkan hanya ada beberapa cara jitu salah satunya
mengajak bicara atau menegur. Tidak akan ada perubahan apabila kita hanya diam
dan drama di belakang ‘dia’.
Berperilaku seperti
yang orang harapkan.. hal seperti ini merupakan cita-cita semua orang
kepada orang lain di sekitarnya. Benar apa benar? TAPI sudahkah anda bisa
menjadi seperti itu?
What you did what you
get
Dalam opini saya, menjadi diri sendiri sangatlah perlu.
Namun, kita harus bisa mengatur porsi sesuai kebutuhan. Ada kalanya kita
‘tenggang rasa’ dan ada kalanya just being you. Bekerjalah sesuai dengan hasil
yang diharapkan. Jadilah pribadi profesional. Memang tidak mudah namun bukan berarti
tidak mungkin.
Generasi kita semakin menjadi tumpuan pembangunan dewasa
ini. Kita dituntut menjadi sempurna dalam waktu yang bersamaan. Banyak harapan
disandarkan pada kita. But there is no perfect one except GOD. So jangan
mengkerdilkan diri sendiri dengan mengecilkan orang lain.
Being person who’s people expect to? Kenapa takut?
Bukan lagi perkara harapan si A agar tidak sok ya..
TANTANGAN kita semakin besar masih rempong dengan perkara
sepele itu?
Hellooow...
Ambil kaca dulu ya.. tarik nafas.. senyum
Senyumnya ikhlas engga?
Kalau ga ikhlas itulah muka kita dengan ‘topeng’
Cukuplah gunakan topeng-topengmu di luar sana jadilah apa
yang kamu mau di zona nyamanmu dan terimalah dengan ikhlas kekurangan orang
lain. Kita tidaklah sempurna.
*sebuah renungan malam sebagai kaca diri sendiri*